Senin, 19 Januari 2015

Ternak Kelinci, Bahkan Air Seninya Pun Menguntungkan

TRIBUNNEWS.COM -- BISNIS ternak kelinci memang tak semenjamur ternak sapi atau kambing. Lagi pula, orang yang doyan menyantap olahan daging kelinci juga belum sebanyak yang gemar menyantap daging sapi atau kambing.
Namun siapa sangka keuntungan beternak kelinci ternyata cukup banyak. Bahkan air kencingnya pun bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.
Ise Jaenal Ihjar (46),  salah seorang peternak kelinci di sentra budidaya kelinci di RT 01/14 Kampung Sanding, Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Ibun, mengatakan, pemanfaatan urine kelinci memang belum banyak. Pasalnya khasiatnya memang belum terbukti secara ilmiah.
Akan tetapi banyak petani mempercayai urine kelinci memiliki manfaat untuk pertumbuhan tanaman dan mengembalikan kesuburan lahan. Berdasarkan pengalaman para petani yang mencoba urine kelinci sebagai pupuk hasil panen menjadi meningkat dan menghemat biaya operasional pemupukan tanaman padinya.
"Dengan menggunakan urine kelinci dapat mengurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan usaha tani. Apalagi satu liter urine biasanya dijual Rp 1.500. Bahkan terkadang diberikan secara cuma-cuma," ujar Ise di kediamannya, Senin (18/2/2013).
Dikatakan Ise, usaha beternak kelinci sebenarnya juga menguntungkan ketimbang beternak sapi atau kambing. Pasalnya kelinci sudah siap kawin ketika berusia 6 bulan. Masa kehamilannya juga singkat, yakni 30-40 hari. Sekali beranak kelinci bisa melahirkan 5-10 ekor kelinci.
"Kalau sapi atau kambing baru setehun bisa produksi. Tapi kalau kelinci setahun bisa empat sampai tujuh kali. Bahkan sampai usia enam tahun masih ada yang mampu memproduksi," ujar Ise.
Di samping itu kelinci merupakan binatang ternak yang mudah dipelihara dan dirawat sehingga biaya produksi relatif murah. Cukup dengan memanfaatkan pakan dari rumput yang ada di kebun atau sawah.
Bahkan dengan sintrong (jenis rumput), kelinci tersebut mampu menghasilkan urine 25 liter dalam sehari sehingga keuntungan tak hanya diperoleh dari menjual dagingnya saja.
"Setiap bulannya bisa mengantongi untung bersih sekitar Rp 2,5 juta. Keuntungan itu dengan skala peternakannya minimal 50 ekor kelinci. Dan dari setiap 50 ekor indukan kelinci lokal itu mampu menghasilkan 250 ekor setiap bulannya," kata Ise.
Dikatakan Ise, setiap ekor kelinci lokal yang berusia satu bulan dihargai Rp 10 ribu. Biasanya kelinci-kelinci ini dimanfaatkan sebagai santapan hewan di kebun binatang. Itu sebabnya permintaan kelinci lokal bisa dikatakan besar, mulai dari kelinci berusia satu bulan sampai enam bulan.
"Di Kota Bandung sendiri permintaan kelinci lokal sebetulnya sampai 500 ekor per bulannya. Belum permintaan di luar Bandung atau Jabar. Misalnya, batam yang bisa mau menampung sekitar 1000 ekor per minggu," kata Ise.
Beternak kelinci jenis hias pun memiliki keuntungan yang besar. Harga anakannya saja bisa mencapai lima sampai sepuluh kali lipat dari harga kelinci lokal. Karena itu jika dalam sebulan seekor indukan bisa melahirkan 5 ekor, maka per ekor peternak kelinci bisa meraup untung hingga Rp 50 ribu dalam sebulan per ekornya.
"Kalau untuk kelinci hias biasa diambil bandar langsung. Biasanya dijual di Banjaran atau Lembang," kata Ise yang mengaku lebih fokus ke kelinci lokal lantaran penjualannya berlangsung rutin.
Dikatakannya kelinci dengan harga Rp 50 ribu, yakni plum, angora, reksa, dat, himalaya, britania, ten dan lainnya. Sedangkan kelinci yang memiliki nilai jual tinggi adalah jenis satin bisa mencapai Rp 100 ribu. (tribun jabar/teuku m guci s)

sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/02/19/ternak-kelinci-bahkan-air-seninya-pun-menguntungkan

Stok Rumah Kelinci Purwokerto

Salam, stok kami yang siap untuk di jual per tanggal 19 januari 2015 ada 2 ekor :

  1. Anggora
- Dob :  14 November 2014
- Umur : 2 bulan
- J. Kelamin : Betina
- Karakter : Jinak Agresif, Makan rakus
- Warna : Oranye putih
- Induk : Anggora
- Harga : 235.000

     2.  Lion Head

- Dob : 29 November 2014
- Umur : 51 hari
- J. Kelamin : Betina
- Karakter : Kagetan, makan rakus
- Warna : Putih
- Induk : Lion head
- Harga : 47.000

Semua harga di atas masih dapat di nego dan dapat berubah sewaktu waktu melihat keadaan pasar, minat ? hubungi di nomor 08993109310, atau datang lansgung ek Perum Adipura, Jl. Adipura 2 , No. 78, Purwosari, Purwokerto, Jawa Tengah.

Masih Ragu Untuk Beternak Kelinci ?

Berawal Dari Iseng Sampai Gantung Kamera


Oleh : Prayuga Teguh Poeradimadja
 Image
Asep Sutisna (49) atau yang akrab dipanggil Asep Rabbit mengatakan bahwa usahanya sebagai peternak kelinci itu berawal dari iseng,  anaknya dulu ingin kelinci lalu putar-putar mencari sampai akhirnya harus meninggalkan pekerjaan. Sebelum berprofesi sebagai peternak kelinci ia adalah seorang tukang potret (fotografer) dalam bidang dokumentasi acara dan studio foto.
Ternak kelinci kurang lebih 23 tahun, mulai pembelajaran dari tahun 1990 dimuali dari nol dengan kelinci yang belum jelas. Empat tahun kemudian Asep gantung kamera lalu merubah profesinya menjadi peternak kelinci. Tahun 1992 sampai 1994 Asep melakukan impor besar-besaran dari Amerika lalu dikembangkan sampai banyak. Kurang lebih ada 15 ras kelinci yang datang ke Indonesia, namun seiring waktu yang  ramai di Indonesia hanya 5 sampai 6 ras, seperti Lop, Holland Lop, Angora, Rex, Lyon, dan semacamnya.
Dahulu, lahan yang beralamatkan di Jalan Raya Lembang No. 119, tepatnya di Kp. Babakan Laksana, RT.4 RW.7, Desa Gedong Kahuripan, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat ini hanya bisa masuk 25 sampai 50 ekor. Seiring berkembangnya usaha Asep, lahan ternak pindah menggunakan lahan hak guna pakai di samping rumahnya dan sudah pernah menghasilkan lebih dari 2000 ekor kelinci. “Saat ini hanya ada 500 ekor, dulu pernah sampai 2000 ekor namun kurang efektif,” tutur Asep kepada wartawan, Rabu (23/1).
Dalam satu tahun kelinci dapat berkembangbiak sebanyak delapan kali, dari usia 4 sampai 6 bulan sudah dapat dikawinkan. Semasa produktifnya kelinci mampu beranak sebanyak 25 kali. Asep menyarankan agar perkawinan kelinci harus dijaga dan tidak boleh sedarah, karena hal itu bisa menjadi sumber penyakit dan kehancuran bagi ras kelinci tersebut.
Asep menuturkan, bila dibandingkan banyak dagingnya satu ekor sapi itu sama dengan tiga ekor kelinci pedaging. Modal yang dikeluarkan untuk sapi pun lebih besar, seperti sapi perah membutuhkan modal sekitar 14 juta rupiah dengan penghasilan antara Rp 450.000 per bulan, ditambah lagi kerja yang tiada henti. Sedangkan jenis kelinci pedaging lokal dengan modal yang sama bisa mendapatkan sebanyak 140 ekor, dalam satu bulan semua berkembangbiak rata-rata 5 ekor setiap kelinci. Dalam dua bulan bisa menghasilkan sekitar 700 ekor kelinci, jika dipanen secara murah dengan harga Rp 20.000 per ekor, penghasilan yang didapat bisa melebihi pendapatan setiap bulan ternak hewan lain.
Kelinci impor pun ia beli dengan harga 4,5 juta rupiah, dalam tiga bulan rata-rata beranak 4 ekor. Harga jual anak kelinci impor sekitar 2,3 juta, menjual empat ekor anak kelinci impor saja bisa mendapatkan 10 juta rupiah. “Dalam analisa berdagang, berternak kelinci itu seperti ternak uang, kembali modalnya tidak susah dan hasil yang didapat pun bisa melimpah asalkan menguasai cara berternak yang benar, kalau tidak benar akan hancur karena kelinci itu mahluk hidup” kata Asep.
Selain menjual berbagai pakan dan buku-buku tentang ternak kelinci, Asep Rabbit Project pun membuka lowongan bagi siswa magang dan yang ingin belajar seputar ternak kelinci. Pelatihan yang diajarkan seperti pengolahan limbah kelinci, pembuatan pakan, dan lain-lain. Bagi Siswa magang disediakan dua kamar disamping rumah Asep dan hanya dikenakan biaya Rp 150.000 untuk perawatan pondok kelinci saja, untuk pelatihannya tidak dipungut rupiah sepeser pun. “Kita sering mengadakan pelatihan disini dan hanya untuk pengetahuan saja,” jelas Asep.
Asep menambahkan, banyak sekali para petani yang membutuhkan limbah kelinci karena dapat juga dimanfaatkan untuk pertanian. Seperti urin kelinci yang dihargai sampai Rp 10.000 per liternya, biasanya paling banyak digunakan oleh petani buah naga.
Pakan yang ia produksi untuk kelinci itu berasal dari tetumbuhan, dedaunan, akar-akaran, kulit-kulit kayu, seperti serat daun bambu, padi, pucuk tebu, jagung, dan sebagainya. Berbeda dengan pakan ayam yang mengandung unsur hewani, jika kelinci diberi pakan tersebut dapat menyalahi kodratnya sebagai pemakan tetumbuhan, kelinci bisa menjadi kanibal terhadap kawannya sendiri.
Banyak juga orang luar negeri yang pernah mengikuti pelatihan disana, seperti Arab Saudi, Malaysia, dan lain-lain. “Saat ini yang dari Arab Saudi dalam satu hari sudah bisa motong 5000 hingga 8000 ekor kelinci karena disana pemerintahnya ikut mendukung, di Malaysia pun sekarang saja sudah menjadi industri besar padahal konsepnya berawal dari saya,” kata seorang pendiri APKIN (Asosiasi Peternak Kelinci Indonesia) itu.
Dia mengatakan, salah satu masalah di Indonesia ini adalah bibit kelinci jenis pedaging yang belum pasti karena ras dari kelinci yang digunakan tidak jelas, sehingga harus mengimpor sendiri karena tidak adanya breeding center (pusat pembibitan). “Sudah dari tahun 2005 saya mengusulkan breeding center kepada pemerintah, namun baru didengar kemarin,” ucapnya.
Asep berharap, pemerintah membuat breeding center untuk menghasilkan bibit kelinci yang lebih baik. Bukan hanya kelinci, sapi saja belum berhasil sampai sekarang. Ayam juga breeding center yang ada itu hanya milik Thailand, China, dan Amerika. “Bikin satu kali saja breeding center, hasil dari sanalah yang dibagikan kepada para peternak, saya yakin Indonesia bisa swasembada dalam hal apa pun,” tuturnya.
Ia menyatakan, potensi wilayah Indonesia khususnya Lembang sangat bagus untuk menjadi tempat membudidayakan kelinci, namun pemerintah mengimpor kelinci yang sudah final atau sudah tidak bisa dikembangkan sehingga dalam kurun waktu 5 tahun sudah harus mengimpor kembali. “Program pemerintah saat ini masih program sawer, itu bagus untuk bantuan namun tidak efisien dan dalam waktu 6 bulan saja sudah rontok, karena tidak dibenerin dari hulunya,” lanjutnya.
Seperti di Samarinda sudah ada lima kecamatan yang jalan dalam pembibitan ras kelinci pedaging dan itupun binaan Asep Rabbit Project dan APKIN. “Pemerintah mengimpor kelinci tipe pedaging yang sudah final dari Perancis dan China, seharusnya yang diimpor itu bibitnya agar dikembangkan di Indonesia dan kita yakin bisa membuat yang lebih baik dari mereka, sehingga nanti kita yang ekspor ke mereka bukan malah kita terus yang impor ke mereka,” tegas Asep.

sumber : https://sportjabar.wordpress.com/tag/dalam-tiga-bulan-rata-rata-beranak-4-ekor-harga-jual-anak-kelinci-impor-sekitar-2/

Salam Perkenalan

Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua, perkenalkan kami Rumah Kelinci Purwokerto tempat jual beli kelinci hias maupun pedaging berkualitas di daerah purwokerto. Peternakan kami ini didirikan pada tanggal 5 januari 2015. dengan latar belakang kami sebagai mahasiswa peternakan, kami ber empat mencoba terjun langsung di dalam dunia peternakan bidang kelinci. awal berdiri kami hanya bermodalkan sepasang indukan lion head , dan 3 ekor betina lion head umur 45 hari yang kami proyeksikan untuk dijual kemabil umur 3 bulan untuk memutar dana sambil menunggu anak kelinci nya lahir (sudah termasuk biaya pakan) .
Rumah kelinci purwokerto berlokasi di Perum Adipura, Jl. Adipura II no. 78, Purwosari , Purwokerto, Jawa Tengah. kalau anda datang dari alun alun, ambil jalan masjid, anda tinggal lurus saja, nanti melewati SPN, lalu pasar cerme masih lurus, ada balai desa di kanan jalan , ambil kanan anda sudah masuk komplek perumahn adipura, anda tinggal mencari Jl. Adipura 2 no 78.
Kelinci yang kami jual memiliki kualitas yang bagus, untuk kelinci hias seperti anggora, rex, lion, fuzzy lop ,dll kami lakukan penysiran terhadap bulunya setiap 3 hari sekali agar tidak gimbal, kemudian akan dilakukan grooming setiap 1 bulan sekali.
Kemudian untuk kelinci pedaging kualitasny juga kami jaga, pakan yang kami berikan tidak sembarangan, dan juga teratur. pakan untuk kelinci kami adalah pelet guyofeed, ampas tahu, daun pisang, dan rumput rumputan. pagi hari kami kelinci kami berikan pakan kering berupa pelet, sore hari kami berikan ampas tahu dan daun pisang atau rumput, malam hari kami berikan ampas tahu saja.
untuk selanjutnya , kelinci yang kami jual minimal umur 2 bulan, dikarenakan umur 2 bulan anak kelinci sudah lepas sapih dan menjaga kualitas kelinci serta tidak mudah mati sehungga pelanggan kami puas.
Anda ingin bertanya tentang stok kelinci kami ? kami layani via blog ini email sms, dan telfon. untuk nomer Hp yang bisa anda hubungi 08993109310, email : rumahkelincipurwokerto@gmail.com

Masih ragu untuk membeli kelinci di kami ? tunggu apa lagi silakan hubungi 08993109310 untuk pemesanan kelinci, dan silakan bermain ke peternakan kami di Perum Adipura, Jl. Adipura II no. 78, Purwosari , Purwokerto, Jawa Tengah.